Posts

Showing posts from January, 2017

Asinan rambutan di Januari ini 😉

Image
Hai... hari terakhir di bulan pertama tahun 2017 ini. Agak-agak berlebihankah memberi tanda untuk Januari? Buat saya pasti tidak. Karena Januari itu bulan istimewa. Ihiks.. Bulan pertama, bulan bertambahnya usia. Menua.. dan menua. Semoga Allah penuhi sisa usia dalam keberkahanNya. Aamiin. Bertambah jadi berapa usia saya bulan ini? Ga usah disebut lah yaa... bihiyi. Takut tambah terbawa perasaan. Perasaan tambah tua. Gendut pula. Hahaa.. 😅 Keistimewaan Januari bukan hanya bulan bertambahnya usia, tapi juga bulan dimana banyak hal berakhir. Bulan awal tapi entah bagaimana menjadi bulan yang menutup. Babeh pergi Januari 2004. Ketika saya jauh. Jadi itu adalah hari terakhir bertemu Babeh. Terakhir memeluk. Terakhir nangis dipelukannya. Duh... syedih sangat. Kangen selalu dengan bapak tua itu. Selalu. A father is always dauhgter's first love yaa... Januari juga awal dari keberanian banyak keputusan yang sulit luar biasa. Keputusan yang teramat sangat memakai hati. Entah baga

Dunia kebolakbalik uy!

Image
Pernah ada masa ketika sekelompok orang memandang saya dengan tatapan luar biasa lengkap.. hihi... maksudnya, menatap dari atas ke bawah ke atas lagi ke bawah lagi. Awalnya sih ga paham ini kenapa tiba-tiba jadi artees dadakan. Tetapi ketika seorang bertanya, 'roknya kemana?', oooh... I see. Saya jadi artees karena seruangan besar itu, cuma saya yang pakai celana panjang. Pernah juga tertohok pisan ketika buka kaos kaki di dalam kelas, kemudian jalan ke kamar mandi tanpa kaos kaki. Diceletukin, "udah h*** kok ga pake kaos kaki". Ouch! Eta rasana jero pisan. Jlebb! Padahal di kepala saya ga ada pikiran apa-apa selain 'kalo ke kamar mandi pake kaos kaki, trus kaos kakinya basah, itu bakal jijay pisan'. Banyak lagi kejadian yang membuat kepala saya menyimpulkan bahwa penampilan anda yang sholih pisan itu bisa ga match banget banget dengan kalimat yang keluar. Butuh waktu panjang untuk bisa memahami bahwa penampilan dan akhlak itu emang beda jalur. Jika

Saya memilih pergi

Image
Seorang teman berbaik hati mengingatkan saya dalam chatnya suatu malam. Tegurannya sedemikian halus sehingga saya membutuhkan waktu cukup lama untuk memahami kemana arah pembicaraannya. Saya berterima kasih untuk teguran penuh kasihnya. Saya yakin, jika bisa memilih, setiap kita akan memilih jalan cerita yang lebih baik. Jalan cerita yang lebih mulus, bukan skenario penuh ketegangan yang menempatkan setiap kita sebagai peran antagonis yang dibenci banyak pihak. But, well... we just can not have it all, can we? Masing-masing kita tidak pernah mengetahui dengan pasti ke arah mana hidup ini membawa kita ikut serta, atau kepada siapa. Seseorang yang terkesan jauh dan tak mungkin tersentuh, bisa seketika itu juga dipertemukan dan berbagi cerita hidup bersama. Tempat yang mungkin sulit didatangi tetiba terjadwal dikunjungi di depan mata. Begitu pula dengan hubungan kita dengan orang-orang terdekat. Atau pernah dekat.  Saya selalu percaya, orang-orang terdekat kita adalah o