Dunia kebolakbalik uy!


Pernah ada masa ketika sekelompok orang memandang saya dengan tatapan luar biasa lengkap.. hihi... maksudnya, menatap dari atas ke bawah ke atas lagi ke bawah lagi. Awalnya sih ga paham ini kenapa tiba-tiba jadi artees dadakan. Tetapi ketika seorang bertanya, 'roknya kemana?', oooh... I see. Saya jadi artees karena seruangan besar itu, cuma saya yang pakai celana panjang.

Pernah juga tertohok pisan ketika buka kaos kaki di dalam kelas, kemudian jalan ke kamar mandi tanpa kaos kaki. Diceletukin, "udah h*** kok ga pake kaos kaki". Ouch! Eta rasana jero pisan. Jlebb! Padahal di kepala saya ga ada pikiran apa-apa selain 'kalo ke kamar mandi pake kaos kaki, trus kaos kakinya basah, itu bakal jijay pisan'.

Banyak lagi kejadian yang membuat kepala saya menyimpulkan bahwa penampilan anda yang sholih pisan itu bisa ga match banget banget dengan kalimat yang keluar.

Butuh waktu panjang untuk bisa memahami bahwa penampilan dan akhlak itu emang beda jalur.
Jika yang saya temui adalah orang berpenampilan sholih dengan pilihan kata atau lirikan mata yang agak 'lepas' dari seharusnya, maka masih banyaaak sekali teman-teman yang berpenampilan baik dengan akhlak yang luar biasa terjaga.

Setelah lahirnya anak-anak, doa yang berusaha saya rutinkan setelah sholat adalah doa agar anak keturunan saya (eh kami) tetap mendirikan sholat. Semoga Allah jaga pasangan saya tetap dalam fitrah Islamnya. Kenapa? Karena anak keturunan kita pasti tidak hidup di zaman yang sama dengan kita. Entah apa yang tergelar di masa depannya. Dan saya meyakini Rasulullah dengan peringatan datangnya Dajjal yang kekuatannya jauh di luar nalar hingga semua bisa kebolakbalik.

Tetap mendirikan sholat saya pikir adalah kalimat inti dari maksud besar terjaga dalam diin Islam. Dan Islam adalah rukun Islam yang lima dan rukun iman yang 6. Membaca dua kalimat syahadat, sholat, puasa, zakat, haji, percaya Allah, rasul, kitab, kiamat dan qodho qadat. Tidak ada tawar menawar lagi. Tidak mungkin satu dihilangkan atau satu menafikkan yang lainnya.

Kok percaya ada Allah? Keliatan juga ngga.
Karena iman.

Kok percaya ada kiamat? Bumi hancur lebur padahal we're fine.
Karena iman.

Kok yakin semua yang terjadi adalah kuasa Allah? Padahal sebagai manusia kita yang milih sendiri apa yang kita mau.
Karena iman.

Kafir buat saya adalah bahasa AlQur'an. Terus terang saya berat untuk mengucapkan itu karena saya merasa masih jauh dari islam yang sempurna. Meyakini Allah, tapi masih tergoda nonton tipi pas adzan terdengar itu salah satu kebiasaan buruk saya. Jadi, walaupun kafir diartikan orang yang tidak percaya Allah, saya merasa ga perlu banget saya sebutin itu ke orang lain.

Tapi dik, bang, kang, teh, mpok... hari ini banyak sekali yang malah menunjukkan kebanggaan ketika disematkan kata kafir padahal mereka percaya Allah.

"Biarin gw mah emang kafir daripada lo yang intoleran"
"Iya deh gw mah kafir, eh tapir aja deh"
"Kalo gw kafir emang apa urusan lo?"

Bahasa Qur'an yang dipakai tidak dengan semestinya. Jika anda pikir mereka yang mengkafir-kafirkan itu salah, lalu mengaku kafir dan bangga itu sisi benarnya dimana?

Dunia maya ini memang membangun tempat persembunyian yang sangat rapi. Saking rapinya, banyak orang yang tidak lagi peduli dengan apa yang di(ketik) bibirnya. Kolom komen menjadi arena debat kusir hingga adu isi kebun binatang.

Tapi merelakan diri membuat pengakuan begitu dengan dalih komen-komen lawan yang memancing, itu non sense banget.
Harga debat yang dibayar terlalu mahal. Ibarat orang dagang, bukan cuma tidak untung, tapi buntung. Tekor.

Robbij'alnii muqiimasholaatii wamin dzurriyyatii robbanaa wa taqobbal du'aa

Dunia udah kebolakbalik dan saya masih mencari Dajjal nya mana?

Comments

Popular posts from this blog

Insecure

Cara mengoles racun kodok di mata panah 😫

Waktu Bunda kecil emang dipanggilnya bukan bunda?