Saya memilih pergi

Image result for pray quotes

Seorang teman berbaik hati mengingatkan saya dalam chatnya suatu malam. Tegurannya sedemikian halus sehingga saya membutuhkan waktu cukup lama untuk memahami kemana arah pembicaraannya. Saya berterima kasih untuk teguran penuh kasihnya.

Saya yakin, jika bisa memilih, setiap kita akan memilih jalan cerita yang lebih baik. Jalan cerita yang lebih mulus, bukan skenario penuh ketegangan yang menempatkan setiap kita sebagai peran antagonis yang dibenci banyak pihak. But, well... we just can not have it all, can we?

Masing-masing kita tidak pernah mengetahui dengan pasti ke arah mana hidup ini membawa kita ikut serta, atau kepada siapa. Seseorang yang terkesan jauh dan tak mungkin tersentuh, bisa seketika itu juga dipertemukan dan berbagi cerita hidup bersama. Tempat yang mungkin sulit didatangi tetiba terjadwal dikunjungi di depan mata.

Begitu pula dengan hubungan kita dengan orang-orang terdekat. Atau pernah dekat. 
Saya selalu percaya, orang-orang terdekat kita adalah orang-orang yang mempunyai posisi paling pas untuk bisa sangat menyakiti. Orang-orang terdekat adalah bagian diri yang kita izinkan untuk mengenal semua kelemahan, kesenangan, kebencian, bahkan kekuatan kita yang mungkin kita simpan dalam-dalam. Mungkin kita membaginya tanpa sengaja, tanpa maksud, but trust me, they can smell it.

Informasi adalah senjata. Begitu juga informasi soal kelemahan, kesenangan, kebencian, dan juga kekuatan setiap orang, adalah senjata bagi orang yang lainnya. Yup, we're talking about someone who's being evil. Dan orang macam ini banyak. Dan harus diakui, sebagian besar adalah orang-orang yang pernah dekat dengan kita. Sayangnya, kita tidak dapat mengatur bagaimana orang bersikap terhadap kita. Itu bukan wilayah bermain kita. Fokuslah pada cara kita bersikap pada orang lain.

Tapi manusia tempatnya lelah, salah, dan lupa. Jika semua cinta sudah dicurahkan, tapi selalu dibalas dengan tatapan penuh rasa jijik, would you stand there? Apalagi jika itu diberikan oleh orang yang seharusnya semua sayang bermuara. It hurts.
Dan saya memilih pergi. Memilih menempatkan wajah saya jauh dari pandangannya. Dengan penuh do'a, dengan begitu, Allah akan menenangkan hatinya juga.

Cara ini menenangkan di satu sisi, walaupun rasa sakit yang ditimbulkannya di sisi yang lain sebegitu dahsyatnya. Saya hanya berusaha hidup. Karena ditatap penuh rasa jijik olehnya itu membuat saya mati. Dan saya tidak mau jiwa saya terpasung mati pada raga yang bernafas.

Apakah saya minta semuanya mengerti? Tidak. Tidak akan pernah saya minta itu.
Karena perasaan yang rusak ini tidak mungkin bisa diwakili. Sedetail apapun saya deskripsikan, saya yakin tidak akan ada yang sanggup memahami.

Teguran penuh kasih sangat saya hargai. Saya anggap itu adalah bagian dari do'a-do'a penuh kebaikan yang dilantunkan untuk saya.
Semoga Allah jaga anda sekalian dari keadaan yang saya alami. Allah lah sebaik-baik penjaga hati.
Faghfirlii... yaa, Robb.   

      

Comments

Popular posts from this blog

Insecure

Cara mengoles racun kodok di mata panah 😫

Waktu Bunda kecil emang dipanggilnya bukan bunda?