Posts

Showing posts from October, 2016

Teruslah berkampanye!

Image
Ada yang berpendapat, laki-laki dan perempuan itu berasal dari planet yang berbeda. Men from Mars, Women from Venus. Sounds familiar isn't it? Yup, itu salah satu judul buku yang diterbitkan lebih dari satu dekade lalu. Begitu berbedanya laki-laki dan perempuan, sehingga ikatan suci yang bernama pernikahan, menjadi dinilai begitu sakral, tapi juga tidak masuk akal. Memahami perempuan yang cuma teman aja luar biasa sulit, apalagi memahami dalam bentuk mendedikasikan sisa hidup? Memahami keinginannya, juga tuntutannya. Sepanjang hayat pula? Atau membiarkan diri dipimpin imam yang seringkali lupa dimana menyimpan handuk basahnya setelah selesai mandi. Mencoba menerima uang belanja yang sejujurnya bisa kau hasilkan sendiri. Ah iyaa... jadi makin ga masuk akal ya. Mungkin karena alasan itu pula, banyak usia muda yang memperpanjang masa lajangnya. Kalau ada yang sederhana, kenapa memilih bersusah payah. Ga masuk nalar. Tapi dek... (adeknya siapa ni yang diajak ngomong? Hi

Udah pernah cobain kolding?

Image
Siapa sih yang ga punya masalah? Semua orang punya kok. Saya jugaaa... Tapi kayaknya ngga gitu-gitu amat sampe saya niat banget bikin guratan di muka yang semua orang bisa nebak. Masalah itu hiu kecil. Makes me stay alive. Walaupun terkadang, hiu ini suka tiba-tiba membesar sendiri tanpa saya sadar. Saya dan seperti kebanyakan orang lainnya membuat pilihan-pilihan. Ngga selalu menyenangkan sih. Sering juga pait dan ga jelas penawarnya. Tapi ya hidup ya kayak gitu. Maniiss.... tapi ada pait-paitnya dikit. Kalo manis semua itu sih kolak. Tapi bahkan kolak pun butuh sentuhan santan yang gurih. Duh ... kok jadi pingin kolding 😋😣 Babeh saya pernah bilang, dia ga ngegedein perempuan cengeng. Hiks... iyaa, dulu denger kalimat itu rasanya makjleb jletot gitu rasanya di hati. Tapi sepeninggal beliau, kayaknya kalimat itu jadi lebih terasa berat. Jadi daleeem banget. Suka ga suka, siap ga siap, jadi yatim itu emang sesuatu banget. Allah contohkan Nabi Muhammad yatim pun pasti ada

Apa hiu kecilmu?

Image
Pernah dengar cerita nelayan Jepang yang menangkap ikan salmon? Pada menu ikan masakan Jepang, ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup, saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es. Itu sebabnya para nelayan Jepang selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan, salmon-salmon tersebut tetap hidup.   Meski demikian pada kenyataannya, banyak salmon yang mati di dalam kolam buatan. Lalu bagaimana cara nelayan Jepang menyiasatinya? Para nelayan itu memasukkan seekor HIU KECIL di dalam kolam buatannya. Apa yang terjadi? Hiu kecil  MEMAKSA salmon-salmon itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa si hiu kecil. Dan justru banyak ikan salmon yang tetap hidup dan  jumlah salmon yang mati justru berkurang. Hal yang sama terjadi juga pada manusia. Ketika kita berada dalam zona nyaman, kita perlahan mati. Seca

"Ga susah kok, cuma gini aja"

Image
Rabu minggu lalu, Allah kenalkan saya dengan demam tinggi yang diikuti kejang. Bukan saya yang mengalami, tapi anak ketiga saya yang berusia 2 tahun 7 bulan. Saya, ayah dan kedua kakaknya ga pernah mengalami ini sebelumnya. Nuna, si kakak kedua, malah bikin takjub dokter karena dianggap tahan panas luar biasa. Karena demam di atas 40 delcel, tapi Nuna kuat. Alhamdulillaah... Dede masih ngobrol di pelukan saya waktu dia tiba-tiba diam dan badannya kejang diikuti bola mata yang ke atas. Dalam panik, kami bawa dia ke bidan terdekat dan saya masukkan jari saya diantara giginya. Huhu... sakit banget udahannya. 😟 Setelah pertolongan pertama di bidan, kami dirujuk ke rumah sakit terdekat. Singkat cerita... setelah berdua sama dede dalam kamar rawat, saya bengong. Kemungkinan mundurnya semua yang direncanakan awal bulan ini membuat saya tiba-tiba pening. Huhu 😢 Helloooww... biaya rumah sakit hare gene pastinya lebih mihil dari peuteuy yang tigapulurebu sepapan ituh. Ihiks.. Qod

Muter-muter bikin keder!

Image
Panic attack. Pernah denger? Atau mungkin mengalami? Kalo diinget-inget kayaknya saya pernah sih kena panic attack ini. Panic attack ini berbeda sih dampaknya pada tiap orang. Yang pasti sih, reaksi yang muncul biasanya jadi aneh banget aja, setelah dipikirin kemudian. Kalo sedang terserang ngrasa aneh ga? Ngga lah! Merasa biasa aja. Kan posisi otak belakang yang lagi fight. Pokoe pol-polan aja bertahannya. Ngaco apa bener urusan ntar. Setelah pol-polan gimana? Nah ini! Biasanya setelah semuanya lewat, baru diinget-inget, dirunut-runut, sembari merenung... trus tiba-tiba nyureng. Toyor kepala sendiri. Makin puyeng. Gigit bibir kenceng2. Tertunduk dalam. Tarik nafas dalam-dalam. Perlahan, walau hanya didengar diri sendiri, mulai kutukan-kutukan untuk diri sendiri berhamburan. Itu duluu... zaman belom ada henpon berkamera aduhai kayak sekarang. Tahapan ba'da panic attack melanda itu cuma sampe situ. Ho oh ... cuma sampe ngutuk diri sendiri, semisal : "Duh kok gw

Bedanya Menantu dengan Pembantu?

Image
Nuna saat ini berumur 5 tahun 10 bulan. Sudah kelas 1 madrasah ibtidaiyyah. Setelah mempertimbangkan kesehatannya yang lebih ringkih dari kakak, Ayah Bunda sepakat Nuna sekolah dekat rumah dengan jam belajar yang pendek. MI tempat Nuna bersekolah dekat dengan rumah. Mulai belajar jam 7, selesai jam 11. Pulang sekolah lebih cepat dengan harapan dia bisa punya waktu istirahat lebih banyak. Soal istirahat ini memang bener sesuai harapan. Pulang sekolah Nuna bersih-bersih, trus ganti baju. Sambil nyemil, Nuna nonton tivi. Naah.. di sini deh dimulai babak cerita baru. Sebenernya Nuna itu ga terlalu suka nonton tivi. Dia lebih suka ngejar kucing, manjat puun mangga, maen sepeda, atau maen masak-masakan dengan daun-daun di halaman. Tapi mungkin juga karena terlalu nurut Ayah Bunda, "istirahat ya Nuun... kalo kecapean tar badannya anget lagi, lhoo.." Jadilah pulang sekolah Nuna lebih sering depan tivi, selonjoran di atas bantal gede, sambil nonton sinetron indiahe... H

Menaksir Sekolah

Image
Kualitas sesuatu atau seseorang dapat ditaksir dari apa yang dikeluarkannya. Seorang manusia dinilai kualitas pribadinya dari kata- kata yang dikeluarkannya. Jika kata demi kata yang dipilih dan diucapkannya hanya sekitaran 'jamban', sulit juga jika kita lantas diminta percaya kualitas orang ini sekelas hotel bintang lima. Bukaaan... saya tidak sedang membahas kandidat yang itu. Ga minat ah. Seorang pedagang juga dapat dinilai dari produk yang dihasilkan dan pelayanan yang diberikan. Seorang yang menjaga ke-otentikan semua yang melewati tangannya, akan menjaga proses dari hulu hingga hilir bahkan pelayanan purna jualnya. Bagaimana dengan institusi pendidikan? Institusi pendidikan ini harus diakui cukup rumit. Dengan target mutu lulusan, mutu proses dan mutu para pendidiknya, untuk menaksir tingkat baik atau tidaknya suatu sekolah ternyata cukup salah satunya dengan melihat surat-surat yang dikeluarkan institusi tersebut. Susunan kata yang dipilih dalam surat resmi

Anda yang mana?

Image
We can not not communicate. Yup! Semua manusia harus berkomunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi sudah menjadi kebutuhan. Walaupun begitu, setiap manusia berkomunikasi tidak dengan cara yang sama. Pernah berhadapan dengan teman yang frontal? Sepertinya beliau ini tidak ingin menahan apapun yang dia rasa. Dia akan dengan tenang dan lepas memaparkan rasa suka dan ketidaksukaannya. Sementara ada juga teman yang begitu menahan diri. Berkata-kata dengan penuh pertimbangan, sehingga setiap kata yang keluar dari bibirnya begitu tertata. Walaupun belum tentu juga yang menata kosa kata ini dibelakang sana sama ademnya. Bisa jadi meledak dan yang keluar malah lebih dahsyat lagi. Si frontal cenderung dominan. Karena mudah meluncurkan apa keinginannya, bisa jadi orang-orang di sekelilingnya jadi submissif. Mengalah. Diam. Terkesan menerima. Si submissif sebenarnya menahan diri. Menyadari bahwa di hadapan si frontal memilih untuk bersuara sama kencang adalah hal yang paling enggan

Mustahil Melatih Bebek jadi Elang

Image
Menjadi pemimpin itu mudah. Jika bukan memimpin orang-orang. (Hahaa... kecele ya?) Memimpin orang memerlukan kesadaran penuh dan pengelolaan diri yang sebegitu kompleksnya. Mendampingi dan melatih mungkin menjadi salah satu cara induksi yang dipilih. Dengan harapan, dalam jangka waktu, pola dan pembiasaan tertentu, tim yang didampingi dan dilatih akan menjadi berdaya. Seseorang dengan inovasi tinggi bisa jadi tidak berhasil karena melakukannya sendirian. Mengenali kelemahan dan kemudian membiarkan diri dikelilingi oleh orang-orang yang jauuuh lebih pintar, bisa menjadi satu-satunya jalan mencapai tujuan. Yup! Lagi-lagi mengelola manusia jadi bahasannya. Pertanyaan berikutnya, manusia bagaimana yang harus dikelola? Semuanya? Jawabannya, tidak. Mustahil melatih bebek menjadi elang. Sama seperti tidak mungkin melatih kuda memanjat pohon. Jika yang anda butuhkan adalah pemanjat pohon, harusnya tupai adalah pilihan yang lebih baik. Karena hampir dapat dipastikan, melati

Situ Elang atau Merpati?

Image
Menjadi leader tidak lantas menunjukkan kita lebih baik daripada anggota tim. Percayalah, posisi itu tidak juga menunjukkan anda mengerti lebih dalam tentang suatu persoalan yang dihadapi bersama. Menjadi leader berarti menyiapkan diri untuk mengelola tim, memfasilitasi tim, bekerja bersama tim, dan bersiap bertanggungjawab untuk keputusan yang diambil oleh tim. Mengelola mood, menginjak gas agar lari ngebut, atau malah menginjak rem agar tim anda lari perlahan adalah keterampilan yang kemudian bisa anda pelajari. Di dunia ketika merk shampo dan sabun mandi di minimarket terdekat menjadi sebegitu banyak, dan bahkan setiap produk meng-klaim punya manfaat paling bagus. Walaupun bertolak belakang dengan produk yang dijejer disebelahnya, informasi yang berseliweran di sekeliling kita ini sulit sekali untuk dipilah. Lalu apa yang membuat seseorang memilih untuk bertahan? Bukan klaim manfaat. Bukan bungkus yang memikat. Bukan harga yang menjilat. Bukaaan... Tapi seberap

1 Muharram 1438 H

Image
Selamat tahun baru hijriyah 1438 H. Semoga Allah penuhi tahun ini dengan rahmat, keberkahan, dan banyak keindahan. Setiap memasuki tahun baru, kebanyakan dari kita akan memenuhi kepala dengan target-target. Entah itu turunan dari tahun sebelumnya. Bisa juga memang target yang sama sekali baru. Target-target ini pasti berkaitan dengan bagaimana diri kita ini menjadi lebih baik lagi dan lagi. Lalu muhasabah perjalanan setahun terakhir jadi kegiatan yang tidak bisa tidak dilakukan. Apa saja yang sudah saya lakukan, bersama siapa saya tahun ini, kapan target tahun lalu itu saya canangkan, bagaimana pencapaian target setahun ini, mengapa gagal, apa yang harus saya lakukan untuk menjadi lebih baik, dan selanjutnya dan selanjutnyaaa... Pernahkah anda berada dalam situasi absurd (orang bekasi bilang 'kaga danta'). Misalnya situasi dimana semua sudah dilakukan, tapi progress nya minimal tenaaan.. 😥 Situasi yang menempatkan anda pada posisi patut disalahkan, tapi meningg

Kopi boleh pahit, rumah tanggamu jangan..

Image
Berumah tangga itu ibarat ngopi. Takarannya gak melulu pas. Kadang manisnya lebih terasa, suatu waktu pahitnya pun dominan. Jangan kau hindari. Nikmati saja hingga suatu saat kau terbiasa. Ketika rumah tanggamu sudah jadi candu bagimu, maka percayalah bahwa gak ada regukan yg lebih nikmat di luar sana. Berumah tangga itu ibarat ngopi. Harga kopi di kafe tentu beda dengan harga kopi di warung, meski rasanya sama. Karena yg dibeli sebenarnya bukan semata-mata kopinya, melainkan suasananya. Karena itu mahalkanlah suasana rumah tanggamu. Buatlah berkualitas setiap waktu kebersamaanmu. Berumah tangga itu ibarat ngopi. Jika kau hanya mau manisnya saja, jangan ngopi, tapi minumlah sirup. Sirup adalah rasa manis yg dinikmati oleh mereka yg memutuskan pilihan hidup single. Gak ada pilihan lain selain manis. Memang manis, tapi tentu saja gak senikmat kopi. Demikian pula jika kau hanya menikmati sensasi pahitnya saja. Jangan ngopi, tapi minumlah jamu. Nah itulah jomblo. Berumah