Posts

Showing posts from 2016

2016 dan John Legend

Image
                   It'll soon be over. Yup! 2016 sebentar lagi hanya tinggal cerita. Jadi mumpung belum ditutup tahunnya, cerita sepanjang tahun ini harus didokumentasikan. Karena apa? Karena 2016 adalah tahun yang luar biasa cetar membahana gempa melanda. Mobil yang terparkir di halaman tidak akan mungkin berubah arah. Jelas dong. Kan cuma parkir. Tapi begitu dinyalakan, wuuss... rasanya malah ga mau berhenti. Begitulah kira-kira awal 2016. You'll never know that you can be that fast untill the time comes. Kemudian serbuan stimulus di kepala seperti membangunkan beruang yang sedang hibernasi. Beruang yang menunggu terlalu lama untuk memulai. Sayangnya semangat yang menggebu-gebu malah merubah mobil di parkiran tadi jadi mobil balap. Terus berlari. Berlari. Dan berlari. Bahkan peringatan untuk mengendurkan laju ban tidak diindahkan, sampai lahirlah benturan demi benturan. 2016 adalah tahun penuh tangisan. Tahun ketika kata stress memiliki rasa lebih hebat dari makna yan

Kamukah itu?

Image
Seorang bapak berusia senja setengah berlari menghampiri petugas penjaga stasiun. Dari tempat saya bersandar, tidak begitu jelas apa yang dikatakannya. Tapi wajahnya terlihat begitu panik. "Ga ada disitu... ga adaa", hanya itu yang cukup jelas terdengar. Karena kata-kata itu diucapkan penuh penekanan dan dengan sedikit berteriak. Petugas penjaga belum lagi sempat menjawab, ketika dari ujung peron seorang ibu yang tak lagi muda datang tergopoh-gopoh, sambil setengah berteriak "Paaak... paak...". Buku yang saya baca, sudah saya tutup sejak bapak tadi menghampiri petugas penjaga. Berharap saya cukup fokus mendengar apa yang dikatakannya. Tapi bahkan sampai si ibu datang, tidak juga jelas percakapan mereka. Lalu, wajah keduanya terlihat lega. Dengan mulut yang masih mengoceh bersamaan, tangan keduanya saling mengusap punggung masing-masing. Hei! Tetiba novel yang bercerita tentang mahasiswa Indonesia di Jepang ini menjadi kalah menarik. Saya tidak tahan un

Sedekat apa hatimu dan hatiku?

Image
Konon bunda Teresa memandikan anak gelandangan ditepi sungai Gangga. Ia melihat ada keluarga yang sedang bertengkar, saling berteriak. Ia berpaling ke murid2nya dan bertanya: "Kenapa orang suka saling berteriak kalau sedang marah?" Tanya bunda Teresa. Salah satu menjawab: "Karena kehilangan sabar, kita berteriak." "Tetapi, kenapa harus berteriak pada orang yang ada di sebelahmu? Kan, pesannya bisa juga sampai dengan cara halus?" tanya Murid2 saling adu jawaban namun tidak ada satu yang mereka sepakati. Akhirnya sang bunda bertutur: "Bila 2 orang bermarahan, hati mereka sangat menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar terdengar. Semakin marah, semakin keras teriakan karena jarak ke 2 hati pun semakin jauh." "Apa yang terjadi saat 2 insan jatuh cinta?" lanjutnya. "Mereka tidak berteriak pada 1 sama lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati

Yang aku lihat dan kenyataannya ...

Image
Aku melihat hidupnya begitu indah, Ternyata ia hanya menutupi keluhan. Aku melihat hidupnya tak ada pedih, Ternyata ia hanya menutupi dengan mensyukuri. Aku melihat hidupnya tanpa ujian, Ternyata ia begitu menikmati badai ujian. Aku melihat hidupnya sempurna, Ternyata ia hanya menjadi apa adanya. Aku melihat hidupnya beruntung, Ternyata ia tunduk pada Allah untuk bergantung. Aku belajar memahami, Mengamati setiap hidup orang yang aku temui, Ternyata aku yang kurang mensyukuri, bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung seperti yang aku miliki. Dan satu hal yang aku ketahui, Bahwa Allahu Rabbi Tak pernah mengurangi, hanya akulah yang masih setia mengkufuri Suratan Ilahi... Maka jangan iri hati dengan Rejeki orang lain, Mungkin kau tak tau dimana rizkimu, Tapi rizkimu tau dimana dirimu Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah memerintahkannya menujumu. Allah menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari kau dalam kandungan ibumu. Amatlah keliru bila ber

Tentara macam apa saya?

Image
Al Arwaahu junudun mujannadah. Ruh ibarat tentara yang berbaris. Setiap ruh akan berkumpul dengan yang serupa dengannya. Saya ga ingat kapan dan siapa yang pertama kali mengenalkan hadits ini. Hadits imam bukhori muslim, muttafaqun alaih. Shohih. Hadits ini seringkali menyadarkan saya. When I feel I'm not belong in some place atau ketika saya bingung setengah mati kenapa hal yang begitu sederhana tetapi sebegitu beda penafsirannya. Ruh itu suci. Kecenderungan yang dimilikinya haruslah (pastinya) murni. Ga ada muatan apa-apa. Jujur karena rasa kecenderungan untuk bersama. Kemudian saya jadi berpikir, ruh macam apa yang Allah tiupkan ke dalam jasad saya. Tapi saya ga bisa jawab. Mencoba so iye yakin kalo ruh ini saya jaga keasliannya, tapi makin dipikir makin ga yakin. Karena ruh yang terjaga keasliannya, pasti ideal pemikiran maupun lakunya. Dan saya jauh dari itu 😣 Lalu saya berpikir, jika ruh berkumpul dengan yang serupa, dengan siapa saya berkumpul selama ini?

Yang kamu baca itu pasti salah!

Image
Nadya : aku juga baca, di beberapa negara ada tradisi adik itu ga boleh nikah duluan. Bunda : jadi harus kakaknya duluan? Nadya : iyaa... Nuna : kamu baca dimana itu? Nadya : di majalah yang dibeliin bunda ( emak mulai mikir keras... emang eykeh beliin majalah aposee?) Nuna : emang siih... aku belum pernah baca buku di perpustakaan kayak kamu. Tapi yang kamu baca itu pasti salah. Bunda : kok salah nun? Nuna : iyaa... harusnya adek dan kakak itu nikahnya emang beda tangan. Bunda : beda tanggal kalii.. Nuna : iyaa beda tanggal. Adeknya hari ini, nanti kakaknya berapa hari lagi. Bunda : jadi maksudnya kamu duluan yang nikah? Nuna : iyalah! Eeeaaa...! Emak dan kakak nyengiiir 😅😆 Ooh... indiahee, kau aca aca hatikuu

Cara mengoles racun kodok di mata panah 😫

Image
Masih soal Kodok! (Part 2)                       ---------------- Bunda : populasi kodok ga beracun kurang dari kodok beracun karena kodok ga beracun dimakan ya nad? #Nadya : sebenernya kodok beracun bisa berkurang juga populasinya. Ada orang yang pakai racun kodok untuk oles mata panah yg dia pakai untuk berburu hewan. Bunda : eh, cara ngambil racunnya gimana? Kodoknya dicolok2 pake mata panah gitu? (Maapkan imajinasi emak yg horor ajah 😣) Nadya : bukaan... kodoknya diambil pakai daun yang tebel gitu. Dimasukin ke dalam tas, trus kalo orangnya mau panah hewan buruan, diolesin aja mata panahnya. Bunda : iyaa ngolesnya gimana? (Sejujurnya saya bayangin ngolesnya kayak ngoles selai di roti gitu lho... 😑) Nadya : ya dioles ajaa... racunnya kan di lendir yang di kulitnya. Oles oles aja. Bunda : nah, itu kodok ga mati gitu? Nadya : nggaa... cuma dioles-oles... nanti dilepasin lagi. Bunda : oooh.. trus hewan yang diburu gimana kalo kena racunnya? Nadya : ada yang

Kodok beracun vs Kodok ga beracun

Image
Simak obrolan Nadya dan Bunda soal kodok yaa... 😊                         ---------------------- #Nadya : bunda tau kodok itu ada yang beracun dan ga beracun? Bunda : pernah denger sih, Nad. Tapi aku belum terlalu ngerti.. (yaelah ni anak ngomongin kodok bada isya 😣) Nadya : iya bun. Jadi kodok yang beracun itu dua kali lipat jumlahnya dari yang ga beracun. Karena mereka makannya banyak, melebihi ukuran tubuh mereka sendiri (- emak rada baper bagian kalimat ini... huhu..-) dan mereka berkembang biak terus. Bunda : lho... mereka beracun karena banyak makan dan terus2an berkembang biak? Nadya : bukaaan... mereka mah udah beracun dari Allah ciptain. Maksud aku, mereka jumlahnya dua kali lipat dari kodok yang ga beracun karena banyak makan dan berkembang biak. Bunda : oooh... (duh... ni bahasan kodok dulu sekola kls berapasi?!) Nadya : nah yang ga beracun itu populasinya sedikit karena mereka dimakan. Iyaa... ada orang yang suka makan kaki kodok.. (dg muka penuh ta

Bacain yasin ni!

Image
Disclaimer : bacaan berikut mengandung kemungkinan membuat mual, darting dan baper lapislapis. Jika anda memiliki sensitivitas eneg yang tinggi, disarankan untuk menutup halaman ini dan berlalu. Seriously. Beberapa orang memilih untuk mencari pembenaran untuk ketidakmampuannya mengejar langkah beberapa orang yang lain. Ketimbang mengakui dan menemukan langkah-langkah yang tepat untuk dapat mengejar, dia akan berusaha menawarkan jalan lain. Bayangkan sekelompok orang yang berlari bersama untuk mengejar ufuk di ujung jalan sana. Ada beberapa orang yang tertinggal di belakang, pastinya. Which is itu biasa banget ketika lo bergerak barengan dengan banyak orang pada saat yang sama. Perubahan itu bukan perlombaan, lho. Perubahan itu perjalanan yang pasti akan dimaknai berbeda oleh tiap orang. Pelajaran yang didapat di dalamnya personal bingit. Jadi ketika ketinggalan, harusnya pake logika aja. Ga usah baper berlebihan pake mendramatisasi semua. Dramatisasi? Kalimat-kalimat : ga bis

Barisan Air Manis

Image
Duduk dalam lautan putih semua nampak serupa. Tapi tiap anggota tubuh, tiap helaan nafas, tiap langkah, bahkan debu yang beterbangan dalam 300 kilometer itu pasti bersaksi. Kyai dan santri-santri Ciamis berhasil menorehkan ghiroh yang luar biasa dalam. Terlalu dalam hingga lisan menjadi kelu. Hanya isak tangis tertahan bahwa ketundukan mereka menampar rasa keimanan yang mungkin mulai lusuh. Sami'na wa atho'na. Saya dengar dan saya tunduk. Perintah ulama disikapi dengan satu kalimat. Tanpa tanya. Hanya iya. Mereka yang terpilih untuk mengingatkan kita semua bahwa kekuatan hati jauuh tak tertandingi dari semua kekuatan yang bisa terpikirkan oleh akal manusia. Menjelang 2 Desember bombardir isu semakin tajam. Harus saya akui, semangat menciut dan rasa ragu aksi ini akan terjadi semakin membesar. Sampai 27 November berita mulai berjalannya mereka bermunculan. Jalan kaki. Dari tempat yang jauh. Nun tinggi di sana. Dengan penampilan yang biasa saja. Tidak dengan per

Enjoy! You are in the kampretzon 😱

Image
Resiko itu selalu ada. Kata kerennya tuh konsekuensi. Dia berteman akrab banget dengan semua yang kita putuskan, lakukan, katakan, kankan. Karena resiko ini teman seiring sejalan, maka akan bagus banget kalo dijembreng rapii sebelum semua kankan itu dimulai. Semakin detail semakin bagus. Pengamatan yang baik, identifikasi masalah yang runtut, rencana yang rapi dan dilengkapi dengan milestone yang rinci ini udah paling bener. Misal kamu mau lompat dari lantai 5 sebuah gedung. Jangan tanya untuk apa. Pokoknya harus dikerjain. Akan indah cetar membahana dubidubidam kalo kasur 7 tumpuk sudah tersedia di bawah sana. Eh trampolin kayaknya lebih pas 🤔 Nah, perubahan yang menyakitkan itu juga begitu. Resiko sakit yang akan mendera. Resiko dibuang dan tidak dipercaya. Resiko kehilangan semuamuanya harus dijejer barengan dengan perubahan yang diharapkan. Tetapkan tujuan, jembreng resiko yang mungkin muncul kemudian, tetapkan milestones (gayalah guweh so iye pake kata ini. Endonesahny

Stop me!

Image
Hai Beh... Hari ini ku tau, Ada seorang yang mengaku Katanya, Dia terlalu dipacu Oleh seorang seperti dirimu Katanya, Dalam diam dia simpan pilu Pilu yang memaksanya Untuk bergegas Bersikeras Dan perlahan membuatnya ganas Katanya, Dia lupa Seperti apa rasanya Untuk sejenak berhenti Meresapi Menikmati Katanya, Yang dia tau Dia harus nomor satu Agar orang yang sepertimu itu Anggap dia ada Beh... Sejenak kulihat masa tuaku Sekelibat kulihat bergegasku Dalam tunduk dalamku Aku tak mau begitu Beh... Ingin berhenti Tapi yang kutau hanya berlari                                                 25 oktober 2016

Guru Merdeka!

Image
Membumikan mimpi menjadi frase yang lumayan menohok akhir-akhir ini. Mimpi memang seharusnya mengawang. Jauuuh tinggi dan sulit diraih. Dengan begitu, selayaknya lantas kita menjadi lebih semangat dan berusaha keras menurunkannya hingga berpijak. Dan terwujud. Menyatukan cita-cita dan tujuan seringkali diteriakkan. Lalu berharap dengan cita-cita dan tujuan yang sama, kita semua akan menjadi lebih baik dan mungkin saja sejahtera. Tapi cita-cita dan tujuan yang sama hanyalah omong kosong, ketika kita meributkan cara menggapainya. Memilih menjadi pendidik adalah langkah kecil yang begitu beratnya. Guru masih selalu dipandang kecil dengan kemudian predikat ini disesuaikan dengan penghasilannya. Dan predikat ini menjadi luar biasa besar dan jadi berat saat banyak pihak melihat produk yang dihasilkannya. Pendidik yang belajar masih angan-angan. Keseharian yang dirubungi dengan administrasi yang kehilangan makna karena dibuat untuk formalitas saja. Membuat administrasi ini menjadi

"Hanya koin penyok yang kutemukan tadi pagi"

Image
Kehilangan hanya untuk orang yang merasa memiliki. Melatih diri dengan memberi kesadaran penuh, bahwa kita datang ke dunia tanpa apapun dan kembali tanpa apapun, adalah tabokan penting. Menemukan cerita ini seperti membentuk gambar bohlam lampu bersinar di atas kepala. Membaca dan menarik hikmah darinya, lumayan cukup memberi rasa longgar ketika menarik nafas yang menghimpit. Semoga saya dapat menularkan sedikit rasa lega itu yaa... 😉                                ------------------- Seorang lelaki berjalan tak tentu arah dgn rasa putus asa. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu. Ia membungkuk & menggerutu kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok." Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank. "Sebaiknya koin in dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran. Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai 30 dollar. Lelaki itu beg

Teruslah berkampanye!

Image
Ada yang berpendapat, laki-laki dan perempuan itu berasal dari planet yang berbeda. Men from Mars, Women from Venus. Sounds familiar isn't it? Yup, itu salah satu judul buku yang diterbitkan lebih dari satu dekade lalu. Begitu berbedanya laki-laki dan perempuan, sehingga ikatan suci yang bernama pernikahan, menjadi dinilai begitu sakral, tapi juga tidak masuk akal. Memahami perempuan yang cuma teman aja luar biasa sulit, apalagi memahami dalam bentuk mendedikasikan sisa hidup? Memahami keinginannya, juga tuntutannya. Sepanjang hayat pula? Atau membiarkan diri dipimpin imam yang seringkali lupa dimana menyimpan handuk basahnya setelah selesai mandi. Mencoba menerima uang belanja yang sejujurnya bisa kau hasilkan sendiri. Ah iyaa... jadi makin ga masuk akal ya. Mungkin karena alasan itu pula, banyak usia muda yang memperpanjang masa lajangnya. Kalau ada yang sederhana, kenapa memilih bersusah payah. Ga masuk nalar. Tapi dek... (adeknya siapa ni yang diajak ngomong? Hi

Udah pernah cobain kolding?

Image
Siapa sih yang ga punya masalah? Semua orang punya kok. Saya jugaaa... Tapi kayaknya ngga gitu-gitu amat sampe saya niat banget bikin guratan di muka yang semua orang bisa nebak. Masalah itu hiu kecil. Makes me stay alive. Walaupun terkadang, hiu ini suka tiba-tiba membesar sendiri tanpa saya sadar. Saya dan seperti kebanyakan orang lainnya membuat pilihan-pilihan. Ngga selalu menyenangkan sih. Sering juga pait dan ga jelas penawarnya. Tapi ya hidup ya kayak gitu. Maniiss.... tapi ada pait-paitnya dikit. Kalo manis semua itu sih kolak. Tapi bahkan kolak pun butuh sentuhan santan yang gurih. Duh ... kok jadi pingin kolding 😋😣 Babeh saya pernah bilang, dia ga ngegedein perempuan cengeng. Hiks... iyaa, dulu denger kalimat itu rasanya makjleb jletot gitu rasanya di hati. Tapi sepeninggal beliau, kayaknya kalimat itu jadi lebih terasa berat. Jadi daleeem banget. Suka ga suka, siap ga siap, jadi yatim itu emang sesuatu banget. Allah contohkan Nabi Muhammad yatim pun pasti ada

Apa hiu kecilmu?

Image
Pernah dengar cerita nelayan Jepang yang menangkap ikan salmon? Pada menu ikan masakan Jepang, ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup, saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es. Itu sebabnya para nelayan Jepang selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan, salmon-salmon tersebut tetap hidup.   Meski demikian pada kenyataannya, banyak salmon yang mati di dalam kolam buatan. Lalu bagaimana cara nelayan Jepang menyiasatinya? Para nelayan itu memasukkan seekor HIU KECIL di dalam kolam buatannya. Apa yang terjadi? Hiu kecil  MEMAKSA salmon-salmon itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa si hiu kecil. Dan justru banyak ikan salmon yang tetap hidup dan  jumlah salmon yang mati justru berkurang. Hal yang sama terjadi juga pada manusia. Ketika kita berada dalam zona nyaman, kita perlahan mati. Seca

"Ga susah kok, cuma gini aja"

Image
Rabu minggu lalu, Allah kenalkan saya dengan demam tinggi yang diikuti kejang. Bukan saya yang mengalami, tapi anak ketiga saya yang berusia 2 tahun 7 bulan. Saya, ayah dan kedua kakaknya ga pernah mengalami ini sebelumnya. Nuna, si kakak kedua, malah bikin takjub dokter karena dianggap tahan panas luar biasa. Karena demam di atas 40 delcel, tapi Nuna kuat. Alhamdulillaah... Dede masih ngobrol di pelukan saya waktu dia tiba-tiba diam dan badannya kejang diikuti bola mata yang ke atas. Dalam panik, kami bawa dia ke bidan terdekat dan saya masukkan jari saya diantara giginya. Huhu... sakit banget udahannya. 😟 Setelah pertolongan pertama di bidan, kami dirujuk ke rumah sakit terdekat. Singkat cerita... setelah berdua sama dede dalam kamar rawat, saya bengong. Kemungkinan mundurnya semua yang direncanakan awal bulan ini membuat saya tiba-tiba pening. Huhu 😢 Helloooww... biaya rumah sakit hare gene pastinya lebih mihil dari peuteuy yang tigapulurebu sepapan ituh. Ihiks.. Qod

Muter-muter bikin keder!

Image
Panic attack. Pernah denger? Atau mungkin mengalami? Kalo diinget-inget kayaknya saya pernah sih kena panic attack ini. Panic attack ini berbeda sih dampaknya pada tiap orang. Yang pasti sih, reaksi yang muncul biasanya jadi aneh banget aja, setelah dipikirin kemudian. Kalo sedang terserang ngrasa aneh ga? Ngga lah! Merasa biasa aja. Kan posisi otak belakang yang lagi fight. Pokoe pol-polan aja bertahannya. Ngaco apa bener urusan ntar. Setelah pol-polan gimana? Nah ini! Biasanya setelah semuanya lewat, baru diinget-inget, dirunut-runut, sembari merenung... trus tiba-tiba nyureng. Toyor kepala sendiri. Makin puyeng. Gigit bibir kenceng2. Tertunduk dalam. Tarik nafas dalam-dalam. Perlahan, walau hanya didengar diri sendiri, mulai kutukan-kutukan untuk diri sendiri berhamburan. Itu duluu... zaman belom ada henpon berkamera aduhai kayak sekarang. Tahapan ba'da panic attack melanda itu cuma sampe situ. Ho oh ... cuma sampe ngutuk diri sendiri, semisal : "Duh kok gw

Bedanya Menantu dengan Pembantu?

Image
Nuna saat ini berumur 5 tahun 10 bulan. Sudah kelas 1 madrasah ibtidaiyyah. Setelah mempertimbangkan kesehatannya yang lebih ringkih dari kakak, Ayah Bunda sepakat Nuna sekolah dekat rumah dengan jam belajar yang pendek. MI tempat Nuna bersekolah dekat dengan rumah. Mulai belajar jam 7, selesai jam 11. Pulang sekolah lebih cepat dengan harapan dia bisa punya waktu istirahat lebih banyak. Soal istirahat ini memang bener sesuai harapan. Pulang sekolah Nuna bersih-bersih, trus ganti baju. Sambil nyemil, Nuna nonton tivi. Naah.. di sini deh dimulai babak cerita baru. Sebenernya Nuna itu ga terlalu suka nonton tivi. Dia lebih suka ngejar kucing, manjat puun mangga, maen sepeda, atau maen masak-masakan dengan daun-daun di halaman. Tapi mungkin juga karena terlalu nurut Ayah Bunda, "istirahat ya Nuun... kalo kecapean tar badannya anget lagi, lhoo.." Jadilah pulang sekolah Nuna lebih sering depan tivi, selonjoran di atas bantal gede, sambil nonton sinetron indiahe... H

Menaksir Sekolah

Image
Kualitas sesuatu atau seseorang dapat ditaksir dari apa yang dikeluarkannya. Seorang manusia dinilai kualitas pribadinya dari kata- kata yang dikeluarkannya. Jika kata demi kata yang dipilih dan diucapkannya hanya sekitaran 'jamban', sulit juga jika kita lantas diminta percaya kualitas orang ini sekelas hotel bintang lima. Bukaaan... saya tidak sedang membahas kandidat yang itu. Ga minat ah. Seorang pedagang juga dapat dinilai dari produk yang dihasilkan dan pelayanan yang diberikan. Seorang yang menjaga ke-otentikan semua yang melewati tangannya, akan menjaga proses dari hulu hingga hilir bahkan pelayanan purna jualnya. Bagaimana dengan institusi pendidikan? Institusi pendidikan ini harus diakui cukup rumit. Dengan target mutu lulusan, mutu proses dan mutu para pendidiknya, untuk menaksir tingkat baik atau tidaknya suatu sekolah ternyata cukup salah satunya dengan melihat surat-surat yang dikeluarkan institusi tersebut. Susunan kata yang dipilih dalam surat resmi

Anda yang mana?

Image
We can not not communicate. Yup! Semua manusia harus berkomunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi sudah menjadi kebutuhan. Walaupun begitu, setiap manusia berkomunikasi tidak dengan cara yang sama. Pernah berhadapan dengan teman yang frontal? Sepertinya beliau ini tidak ingin menahan apapun yang dia rasa. Dia akan dengan tenang dan lepas memaparkan rasa suka dan ketidaksukaannya. Sementara ada juga teman yang begitu menahan diri. Berkata-kata dengan penuh pertimbangan, sehingga setiap kata yang keluar dari bibirnya begitu tertata. Walaupun belum tentu juga yang menata kosa kata ini dibelakang sana sama ademnya. Bisa jadi meledak dan yang keluar malah lebih dahsyat lagi. Si frontal cenderung dominan. Karena mudah meluncurkan apa keinginannya, bisa jadi orang-orang di sekelilingnya jadi submissif. Mengalah. Diam. Terkesan menerima. Si submissif sebenarnya menahan diri. Menyadari bahwa di hadapan si frontal memilih untuk bersuara sama kencang adalah hal yang paling enggan

Mustahil Melatih Bebek jadi Elang

Image
Menjadi pemimpin itu mudah. Jika bukan memimpin orang-orang. (Hahaa... kecele ya?) Memimpin orang memerlukan kesadaran penuh dan pengelolaan diri yang sebegitu kompleksnya. Mendampingi dan melatih mungkin menjadi salah satu cara induksi yang dipilih. Dengan harapan, dalam jangka waktu, pola dan pembiasaan tertentu, tim yang didampingi dan dilatih akan menjadi berdaya. Seseorang dengan inovasi tinggi bisa jadi tidak berhasil karena melakukannya sendirian. Mengenali kelemahan dan kemudian membiarkan diri dikelilingi oleh orang-orang yang jauuuh lebih pintar, bisa menjadi satu-satunya jalan mencapai tujuan. Yup! Lagi-lagi mengelola manusia jadi bahasannya. Pertanyaan berikutnya, manusia bagaimana yang harus dikelola? Semuanya? Jawabannya, tidak. Mustahil melatih bebek menjadi elang. Sama seperti tidak mungkin melatih kuda memanjat pohon. Jika yang anda butuhkan adalah pemanjat pohon, harusnya tupai adalah pilihan yang lebih baik. Karena hampir dapat dipastikan, melati

Situ Elang atau Merpati?

Image
Menjadi leader tidak lantas menunjukkan kita lebih baik daripada anggota tim. Percayalah, posisi itu tidak juga menunjukkan anda mengerti lebih dalam tentang suatu persoalan yang dihadapi bersama. Menjadi leader berarti menyiapkan diri untuk mengelola tim, memfasilitasi tim, bekerja bersama tim, dan bersiap bertanggungjawab untuk keputusan yang diambil oleh tim. Mengelola mood, menginjak gas agar lari ngebut, atau malah menginjak rem agar tim anda lari perlahan adalah keterampilan yang kemudian bisa anda pelajari. Di dunia ketika merk shampo dan sabun mandi di minimarket terdekat menjadi sebegitu banyak, dan bahkan setiap produk meng-klaim punya manfaat paling bagus. Walaupun bertolak belakang dengan produk yang dijejer disebelahnya, informasi yang berseliweran di sekeliling kita ini sulit sekali untuk dipilah. Lalu apa yang membuat seseorang memilih untuk bertahan? Bukan klaim manfaat. Bukan bungkus yang memikat. Bukan harga yang menjilat. Bukaaan... Tapi seberap

1 Muharram 1438 H

Image
Selamat tahun baru hijriyah 1438 H. Semoga Allah penuhi tahun ini dengan rahmat, keberkahan, dan banyak keindahan. Setiap memasuki tahun baru, kebanyakan dari kita akan memenuhi kepala dengan target-target. Entah itu turunan dari tahun sebelumnya. Bisa juga memang target yang sama sekali baru. Target-target ini pasti berkaitan dengan bagaimana diri kita ini menjadi lebih baik lagi dan lagi. Lalu muhasabah perjalanan setahun terakhir jadi kegiatan yang tidak bisa tidak dilakukan. Apa saja yang sudah saya lakukan, bersama siapa saya tahun ini, kapan target tahun lalu itu saya canangkan, bagaimana pencapaian target setahun ini, mengapa gagal, apa yang harus saya lakukan untuk menjadi lebih baik, dan selanjutnya dan selanjutnyaaa... Pernahkah anda berada dalam situasi absurd (orang bekasi bilang 'kaga danta'). Misalnya situasi dimana semua sudah dilakukan, tapi progress nya minimal tenaaan.. 😥 Situasi yang menempatkan anda pada posisi patut disalahkan, tapi meningg

Kopi boleh pahit, rumah tanggamu jangan..

Image
Berumah tangga itu ibarat ngopi. Takarannya gak melulu pas. Kadang manisnya lebih terasa, suatu waktu pahitnya pun dominan. Jangan kau hindari. Nikmati saja hingga suatu saat kau terbiasa. Ketika rumah tanggamu sudah jadi candu bagimu, maka percayalah bahwa gak ada regukan yg lebih nikmat di luar sana. Berumah tangga itu ibarat ngopi. Harga kopi di kafe tentu beda dengan harga kopi di warung, meski rasanya sama. Karena yg dibeli sebenarnya bukan semata-mata kopinya, melainkan suasananya. Karena itu mahalkanlah suasana rumah tanggamu. Buatlah berkualitas setiap waktu kebersamaanmu. Berumah tangga itu ibarat ngopi. Jika kau hanya mau manisnya saja, jangan ngopi, tapi minumlah sirup. Sirup adalah rasa manis yg dinikmati oleh mereka yg memutuskan pilihan hidup single. Gak ada pilihan lain selain manis. Memang manis, tapi tentu saja gak senikmat kopi. Demikian pula jika kau hanya menikmati sensasi pahitnya saja. Jangan ngopi, tapi minumlah jamu. Nah itulah jomblo. Berumah

(Ma)sista ... you rock!

Image
Adalah kepulauan Solomon, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshall, Tuvalu dan Tonga melalui Perdana Menterinya yang memberikan statement bahwa Indonesia melakukan pelanggaran hak asasi di Papua dan Papua Barat. Tidak tanggung-tanggung, statement negara-negara ini disampaikan dihadapan sidang umum PBB di New York, Senin, 26 September 2016 lalu. Negara-negara ini memberikan pernyataan sedemikian tajam di depan majlis yang diakui dunia padahal jika dibandingkan dengan Indonesia, negara-negara tersebut jelas jauh ketinggalan jejak untuk perihal hak asasi. Statement ini bermuatan politik dan diutarakan untuk mengalihkan perhatian dari apa yang sedang terjadi di dalam keenam negara asia pasifik tersebut. Statement ini juga sungguh menyinggung Indonesia sebagai negara berdaulat. Mereka hampir dipastikan tidak memahami apa yang terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia berkaitan dengan Papua. Demikian kurang lebih yang disampaikan oleh Nara Masista Rakhmatia, 34 tahun, mewakili Indon

Media Darling bikin Pening!

Image
Sekitar 5 tahunan lalu, ketika sebagian besar kita terlena oleh seorang yang begitu di agung-agungkan media, saya ingat saya sempat mengernyit (a.k.a nyureeng...) melihat si bapak satu itu. Semua media mengangkatnya. Bahkan buat saya, beliau ini come out of nowhere. Ujug-ujug  ada dan sebegitu besarnya. Alhamdulillahnya, saya yang ngeyel ini pernah main bareng media. Jadi belum sampai jatuh cinta, sudah terasa ada yang 'ngeplak' kepala. Saya cari tau soal beliau. Kiprahnya di posisi sebelumnya. Saya terus terang lumayan bingung (kata lumayan di situ kok jadi nyebelin yaa...). Bingungnya begini. Perubahan yang beliau lakukan di kota sebelumnya buat saya belum layak uji. Hahay.... subyektivitas penulis ya. Kurang lebih begini, "lah masa iya segitu kerennya?" - dibaca dengan dialek bekasi akan terasa lebih nyoss. Intinya sih, beliau ini tidak meluluhkan hati saya. Sampai akhirnya beliau menempati posisi yang digadang-gadang akan memberi perubahan besar, ha

The Day 5 : Sendal Gw ilaaang...

Image
Alhamdulillah, rombongan kami dapat menyelesaikan melempar jumroh tepat waktu. Kami kembali ke Mekkah. Langsung ke Masjidil Haram untuk thowaf. Sekeliling ka'bah penuh. Kepala rombongan menyarankan kami thowaf di lantai paling atas. ... Ketika itu Masjidil Haram belum dibangun seperti sekarang. Pasar seng masih ada. Jadi ga ada alat berat disekitar kami. Di lantai atas sepi... Sesaat sebelum memulai thowaf, lepas sendal dulu... "Taro sini aja", kata Pak Ustad kepala rombongan sambil melepas sendalnya di pinggir dekat dinding batas. Semua menurut, cuma saya yang nyaut (-_- heeh saya nyebelin deh) "Taro sini aja? Gapapa ni? Ga akan ilang?", kata saya. Dijawab oleh beberapa teman, "nggaaa". Saya lepas sendal dengan pikiran, "kok maen dtinggal aja. Kalo ilang gimana". Selesai thowaf, kami kembali ke tempat meletakkan sendal tadi. Dan taraaaa.... Sendal saya ilang. Cuma sendal saya. Yang lain ada semua sendalnya. P