Berubah itu nyesek!
Perubahan
itu menyakitkan. Kalo ga sakit banget, paling ngga, nyesek gitu deh.
Banyak
asbab terjadinya perubahan. Perubahan terjadi karena memang pikiran kita
terbuka untuk itu. Kita berpikir kita harus lebih baik, dan karenanya berpikir
tentang apa yang sebelumnya tidak ada menjadi penting.
Atau
perubahan terjadi karena sudah ada hati yang tersakiti. Ceileeh…
Bisa juga
karena keduanya.
Siapa yang
tidak kenal Nokia, perusahaan seluler yang sedemikian ajegnya. Paling tidak
satu decade lalu, ketika seseorang ingin memiliki handphone, pasti merk ini
yang dipilihnya. Tidak ada yang meragukan fungsi yang ditawarkannya.
Tapi lantas
tawaran mutu ini tidak lagi cukup. Tampilan yang elegan dan merk yang menjual
perlahan karam dengan munculnya berbagai merk telepon seluler lain. Apakah
Nokia sebegitu buruknya? Menurut saya bukan itu.
Perubahan
yang dilakukannya terlambat. Nokia yang dimotori orang-orang ‘tua’ di Jepang
sana terlambat mengikuti perkembangan permintaan pengguna. Pun ketika akhirnya
menyadari ini, produksi Korea dan China sudah terlanjur menguasai pasarnya.
Perubahan
pendapatan yang pasti membuat sakit hati juga dialami pengemudi taksi regular.
Bersaing dengan layanan transportasi online yang semakin jaya karena kepuasan
pelanggan dapat diakses mudah di social media. Pelayanan dari pengemudi online
juga terjaga. Mungkin karena mereka paham berapa banyak saingan mereka. Maka
kredibilitas pun harus jadi pilihan utama.
Grab car
yang bersih, wangi, tissue penuh menul-menul di tempatnya, dan pasti tidak ada
kecoa yang mengintip tiba-tiba.
Atau
pengemudi gojek yang berusaha memodifikasi motornya sedemikian rupa agar
penumpang dapat men-charge gratis handphone selama dalam perjalanan. Plastik
kecil berisi tissue dan beberapa permen, juga kehebatan mereka untuk tepat
sampai tujuan tanpa ucapan, “tolong diarahkan ya, Bu”.
Pelayanan
yang sebenarnya biasa saja. Tidak berlebihan juga.
Apakah
taksi regular tidak mampu?
Anda bias
cek berapa laba bersih yang dihasilkan perusahaan taksi regular ini setiap
tahunnya. Tidak sedikit. Dan pasti cukup untuk melakukan hal yang paling tidak
sama.
Lagi-lagi.
Perubahan, inovasi, keluar dari zona nyaman atau apalah istilahnya adalah suatu
kebutuhan.
Comments
Post a Comment