Sharing economy vs predatory pricing




Kejadian beberapa hari lalu soal sopir taksi reguler yg protes karena merasa terancam dengan keberadaan taksi online mau ga mau memaksa mata kita untuk terbuka. Kita jadi lebih punya alasan untuk cari tau soal si ijo dan si biru ini.


Perusahaan si biru mengambil untung terlalu banyak, sebutlah begitu. Untung tahun lalu itu sebesar 800 m. Miliar bukan ember.
Itu fantastis sangat, lho. Saya malah mikir, supir2nya ikut merasakan nikmat keuntungan itu ga ya..



Si ijo, yang mewakili transportasi teranyar yg up to date dan dlm jangkauan jempol, juga tidak kalah hebat. Siapa yang ga kenal gojek? Kalo ga kenal, lo ga kekinian banget.



Pengalaman penumpang naik gojek dengan pengemudi yg hapal banget jalan ibukota, tersebar dan ampar-amparan di dunia maya. Pengalaman supir yg dapet order aneh2 juga ada. Pesona gojek ini luarbiasa, lho. Karna cerita soal gojek di medsos yg aduhai, ketika akhirnya saya naik gojek pertama kali, udah timbul aja tuh hawa2 pengen menginterogasi si pengemudi. Siapa dia, tinggal dimana, kok bisa jd driver gojek, pokoknya diulik deh cari angle yang ajib.
Demo taksi kemarin itu sayangnya memang brutal. Ga sangka juga bisa sebengis itu, padahal sama2 cari nafkah dan berprinsip sama, aman dijalan karena keluarga di rumah menanti dengan senyuman.



Sharing economy atau ekonomi berbagi lantas digaungkan. Harusnya seperti inilah ekonomi kita.  Toh, rejeki tidak akan tertukar. Yang penting mau kejar setoran dengan GPS yang jempolan. Jadi ga minta arahan kalo cuma cakung ke sudirman.



Tetapi ternyata saya belum baca semuanya.



Semua yang berbasis online inj memang dapat menekan harga hingga lebih murah. Nabil makarim tidak perlu punya motor ribuan yang menjangkau jabodetabek, bandung raya, bahkan surabaya. Dia hnya menyiapkan aplikasi yg mudah dijangkau jempol, dan ketentuan bagi pengguna dan pengemudi.



Motor yang digunakan mungkin saja motor yg nganggur di rumah, atau motor yang digunakan bwkerja dan menerima penumpang yabg searah.
Mengambil modal yang sedang nganggur atau sekalian karena searah.
Si penumpang bahagia sampai tepat waktu, si pengemudi bahagia karena dapt penghasilan tambahan.



Semua hepi kan? Kelar dong.



Ternyata ngga sesederhana itu dong.
Pola ekonomi yg sederhana sampe bisa motong biaya jadi murah banget ini ternyata bahaya. Karena saking murahnya, usaha yg gini bisa menyingkirkan semua kompetitornya. Predatory pricing.




Nah, ketika semua kompetitor tersingkir dan dia memonopoli semuanya, dia akan kembali ke bentuk aslinya untuk cari untung sebanyak-banyaknya.



Aiish... lalu ekonomi berbaginya dimana dong?
Memang ga ada, saya pikir.



Comments

Popular posts from this blog

Insecure

Cara mengoles racun kodok di mata panah 😫

#maslepasseragam