Lets fight!

Seperti jutaan orang lainnya, saya mengagumi Pak Mario Teguh. Dan beberapa motivator lain. Buat saya keberadaan motivator yang selalu menyediakan 'kompor' untuk dibagikan kepada banyak orang adalah pekerjaan yang warbyasssaaah...

Menyemangati diri sendiri saja sudah cukup sulit, apalagi menyemangati orang lain.

Para motivator ini pun sangat-sangat terlatih untuk melihat kebaikan dari hal yang paling buruk, paling kotor, paling bengis sekalipun.

Dan mereka lantas bisa memutarbalikkan semuanya. Menghalau galau, membarakan arang, mengibarkan panji keberanian, hingga membuat gelap gulita seketika fajar.
Haha... iya, lebaaay... banget.

Sebegitu mulianya pekerjaan motivator untuk orang-orang yang sedang burn out. Blank. Gelap.

Dan meyakinkan orang lain bahwa mereka itu baik-baik saja. Dunia ga berhenti berputar seperti yang mereka kira, pasti bukan perkara mudah.

Dan harus diakui, Pak Mario ini berhasil.
Kenapa? Karena gonjang-ganjing Kiswinar ini membuat kita, eh saya ding, terbelalak menyadari beliau adalah manusia biasa.
Yang bisa marah dan terluka juga.

Jawaban Pak Mario di Kompas tv itu sedikit banyak memang membuka masalah keluarga (besar) yang selama ini disimpan.
Ga nyangka ya...

Orang yang anda lihat tersenyum paling tulus, adalah orang yang paling pandai menyembunyikan tangis.

Orang yang anda yakin paling tangguh, mungkin menyimpah lelah dengan peluh yang tak terhitung bumi.

Orang yang anda lihat paling bahagia, mungkin sedang merengkuh haknya untuk bersukaria.

Siapalah kita lantas berhak menghakimi?

Setiap kita mempunyai pertempurannya sendiri.

Pertempuran yang ga bisa diwakilin rasa sakitnya, rasa sedihnya, rasa marahnya, atau rasa bahagianya.
Semua petikan rasa itu personal banget.
Empati? Itu kan hanya seolah-olah merasakan.
Seolah-olah .... pasti beda dengan merasakan betul, sendiri.

Mari berdoa untuk masing-masing diri.
Semoga Allah mendamaikan hati.
Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Insecure

Cara mengoles racun kodok di mata panah 😫

#maslepasseragam